Senin, Mei 25, 2009

PENGGUNAAN PUPUK YANG TEPAT

PENGGUNAAN PUPUK YANG TEPAT DAPAT MENINGKATKAN DAYA TAHAN TANAMAN TERHADAP SERANGAN PENYAKIT TANAMAN

Tulisan ini saya buat sebagai wacana berbagi pengalaman.  Sebelum PP membuat tulisan ini, banyak sekali terjadi serangan Virus dan antraknosa pada tanaman petani.  Berdasarkan pengamatan PP hal ini terjadi pada tanaman petani yang menggunakan/memberikan penambahan pupuk kimia maupun organik (Kandang) yang mempunyai kandungan unsur Nitrogen sangat tinggi.  Dimana tanaman petani yang menggunakan/memberikan unsur N dalam jumlah besar akan terlihat subur (sangat hijau) sampai umur 30 – 35 HST, namun pada umur 40 HST sangat rentan sekali terserang Virus, dan ketika panen serangan Antraknosa (Patek) pada buah sangat tinggi.  Fenomena penggunaan/pemberian unsur N sangat tinggi di kalangan petani Cabe keriting pada area PP di karenakan pupuk dengan kandungan unsur N tinggi (Urea) ini murah harganya, sedangkan untuk pupuk majemuk (NPK) harganya lumayan sangat tinggi dikalangan Petani.

 Sehingga berdasarkan hal itu PP bersama petani

  1. Faturahman (Ds. Wonodadi, kec. Gading Rejo, Kab. Tanggamus)

Produk yang digunakan Tanamo Penanaman Bulan Desember 07)

  1. Nasib (Ds. Margodadi, Kec. Gn. Batu, Tanggamus)

Produk yang digunakan Lado dan Bobot (penanaman bulan Juni 08)

  1. Indra (Ds. Sabahbalau, Kec. Tanjung bintang, Lam-selatan)

Produk yang digunakan Tanamao dan Lado (Penanaman Bulan Juni 08)

mencoba penggunaan pupuk organic yang berimbang pada dasaran tanaman.  Namun sayang pada percobaan ini, PP dengan petani tidak melakukan perbandingan dengan teknis pemupukan yang biasa dilakukan petani pada satu hamparan yang sama.

 Namun sebagai berbagi pengalaman, yang mungkin akan berguna sebagai penekanan modal bagi petani ditengah tingginya harga saprotan dan tingkat serangan HPT.

 Adapun yang PP lakukan bersama ketiga petani tersebut dalam menanam cabe keriting adalah:

 Pupuk Dasar

Pupuk dasar untuk 4000 batang cabe keriting / 36 Kg mulsa (2 Rol) / 0,25 Ha

 

Media Pupuk Dasar: Merupakan campuran Kotoran kambing/Sapi (40 karung), kotoran ayam/Bebek ( 10 Karung), Kulit Padi (10 Karung), Dedak (5 Karung), SP 36 (15 Kg), NPK Phonska (25 Kg).

 Aktivator: EM 4, Trikoderma

 Media Pupuk dasar ini diaduk rata lalu di permentasi menggunakan EM 4 dan Trikoderma Dengan cara mengaduk rata (Membolak – balik) media pupuk dasar lalu disiramkan larutan EM 4 dan Larutan Trikoderma (Larutan EM 4 dan Larutan Trikoderma Tidak dicampur jadi satu (Terpisah) lalu ditutup, yang dilakukan 3 – 4 hari selama 21 hari, setelah 21 hari campuran media pupuk dasar tersebut di buka dan didiamkan selama 1 Minggu (Hal ini bertujuan untuk mengurangi reaksi panas yang timbul akibat fermentasi).

Selama proses pematengan pupuk kandang tersebut lahan deberikan kapur dolomit secukupnya.

Setelah Pupuk kandang siap, Pupuk kandang diberikan pada galur tanam secara merata dan ditambahkan NPK Phonska (5 gr/tanaman) dan SP 36 (5 gr/tanaman)

Sedangkan untuk kocoran/Pupuk Susulan Sebagai berikut:

Umur

Melalui Kocor

Melalui Penyemprotan

21 HST

 

 

28 HST

 

 

35 HST

 

 

 

42 HST

 

 

 

 

49 HST

 

 

 

 

56 HST

 

 

 

63 HST

 

 

 

 

 

70 HST

 

 

110 (Setelah petik ke 2)

NPK BASF 0,5 Kg/200 liter air

Urea 0,5 Kg/200 liter

 

NPK BASF 1 Kg/200 liter

Boron Plus (Ca 14%, Bo 60 %) 0,25 kg/200 L

 

NPK BASF 3 Kg/200 liter air

Boron Plus (Ca 14%, Bo 60 %) 0,25 kg/200 L

SP 36 1 kg/200 liter air

 

NPK BASF 3 Kg/200 liter air

KCL 0,5 Kg/200 Liter air

Kapur Dolomit 1 Kg

 

 

NPK BASF 3 Kg/200 Liter air

Grand K 0,5 Kg/200 Liter air

Kapur Dolomit 1 Kg/200 Liter air

 

 

NPK BASF 5 Kg/200 Liter air

SP 36 1 Kg/ 200 Liter air

Kapur Dolomit 1 Kg/200 Liter air

 

NPK BASF 3 Kg/200 Liter air

SP 36 3 Kg/200 Liter air

Grand K 2 Kg/200 Liter air

Kapur Dolomit 1 Kg/200 Liter air

 

 

KCL 3 Kg/200 Liter air

Kapur Dolomit 1 Kg/200 Liter air

 

NPK BASF 5 Kg/200 Liter air

SP 36 1 Kg/200 Liter air

KCL 1 Kg/200 Liter air

Kapur Dolomit 1 Kg/200 Liter air

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

POC Nasa (only Mikro dan Asam-asaman) 10 gr

Dan Boron Plus 10 gr / 14 liter air (Tangki)

 

POC Nasa (only Mikro dan Asam-asaman) 10 gr

Dan Boron Plus 10 gr / 14 liter air (Tangki)

 

POC Nasa (only Mikro dan Asam-asaman) 10 gr / 14 liter air (Tangki)

 

POC Nasa (only Mikro dan Asam-asaman) 10 gr / 14 liter air (Tangki)


Pada teknis ini diperoleh hasil rata-rata tanaman sebesar 1 – 1,2 Kg/tanaman, dimana hal yang terlihat dengan cara ini adalah serangan Virus sangat sedikit (secara visual hampir tidak ada) dan buah relatif aman dari serangan antraknosa (secara visual terlihat bahwa kendala serangan penyakit sangat berkurang/kendala penyakit yang ada, bagi petani mudah ditangininya, sehingga penggunaan insektisida maupun fungisida sangat berkurang jauh). Sehingga hasil 1 – 1,2 kg/tanaman merupakan hasil yang luar biasa di ketiga daerah tersebut (dimana ketiga daerah tersebut kendala penyakit tanaman sangat tinggi khususnya virus dan antraknosa).

Sebagai informasi tambahan teknologi ini sedang berkembang hangat dikalangan petani daerah gading rejo dan gisting mereka tertarik dikarenakan teknologi ini dapat menghemat dalam pemupukan dan penggunan pestisida (Penghematan Modal) dengan hasil yang sangat memuaskan, dan dengan tercetusnya ide ini dari CAP PANAH MERAH yang menunjukan keperdulian CPM terhadap kendala yang dihadapi petani, alhamdulilah, petani daerah ini saat ini kembali loyal dengan CPM, dimana pada waktu pertama PP masuk kembali kedaerah ini sudah penuh dengan CK competitor, bahkan dengan beberapakali acara PP berhasil mengmbil alih base-base cabe keriting kompetitor.

PEMBUATAN HORMON DAN NUTRISI ORGANIK

Sebagai informasi tambahan kembali, Saat ini PP dan petani (Faturahman, Gading Rejo) sedang melakukan percobaan dengan mengekstrak buah tomat dan terong yang dicampur dengan air kelapa/dugan, Dengan perbandingan tomat dan terong yang di ekstrak adalah tomat seberat 2 kg, terong 1 kg di blender halus dengan air 1 liter air setelah itu ditambahkan air kelapa (dari 1 buah kelapa), ternyata hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Terlihat pada persemaian yang disemprot menggunakan campuran ini dengan yang tidak) (Semaian yang disemprot dengan larutan ini terlihat lebih hijau, lebih tinggi, dan lebih vigor, dan terlihat sangat subur). Hasil yang dilakukan oleh petani ini baru terlihat pada persemaian, saat ini sedang dicobakan pada cabe ladonya yang baru pindah tanam.

Adapun larutan tersebut digunakan dengan dosis 40 – 50 ml / 14 liter air/tangki atau pada kocoran dengan dosis 500 ml / 200 liter air.

Demikianlah berbagi pengalaman ini mungkin berguna bagi kita ditengah kendala tingginya harga saprotan dan tingkat serangan HPT yang dihadapi petani, khususnya petani cabe keriting.

Wassalam

Ardiyansyah Irba, SP

PP (product Promotor PT East West Seed Indonesia area Lampung) 

Sabtu, Mei 23, 2009

ANALISA BERTANAM TERONG PUTIH DI KALIMANTAN BARAT

ANALISA BUDIDAYA TERONG PUTIH

VARIETAS                : KANIA F1

LUAS                     : O,3 HA

        POPULASI TANI     : ± 4000

 I.                    BIAYA TENAGA KERJA

  1. Sanitasi Lahan                              = Rp.150.000,-
  2. Pengolahan Tanah                       = Rp.480.000,-
  3. Angkut dan Tebar PPK Kdg 225 krg @ Rp.2000,-      = Rp.450.000,-
  4. Angkut dan Tebar Kapur 10 krg @ Rp.3000,- = Rp.30.000,-
  5. Bikin Pesemaian 5000 @ Rp.50    = Rp.250.000,-
  6. Tanam 4000 @ 100                        = Rp.400.000,-
  7. Ppk Dasar 6 x 20.000                     = Rp.120.000,-

Ppk Susulan I 6 x 20.000             = Rp.120.000,-

Ppk Susulan II 6 x 20.000           = Rp.120.000,-

Ppk Susulan III 6 x 20.000         = Rp.120.000,-

  1. Ppk Kocor I 6 x 20.000                  = Rp.120.000,-

Ppk Kocor II 6 x 20.000              = Rp.120.000,-

Ppk Kocor III 6 x 20.000             = Rp.120.000,-                                                                 

  1. Aplikasi Pestisida

I           10 x 2000                           = Rp.20.000,-

II          15 x 2000                          = Rp.30.000,-

III        20 x 2000                          = Rp.40.000,-

IV        25 x 2000                           = Rp.50.000,-

V         30 x 2000                           = Rp.60.000,-

VI        30 x 2000                          = Rp.60.000,-

VII       30 x 2000                         = Rp.60.000,-

VIII      30 x 2000                        = Rp.60.000,- 

  1. Merumput dan Merompes

I           8 x 20.000                        = Rp.160.000,-

II          8 x 20.000                       = Rp.160.000,-

III        8 x 20.000                       = Rp.160.000,-

  1. Panen 20 x 80.000                        = Rp.1.600.000,-

Jumlah                                        = Rp.3.604.000,-

II.                 SARANA PRODUKSI

  1. Bibit 8 pcs @ 20.000                    = Rp.   160.000,-
  2. Ppk Kandang 225 @ 8.000         = Rp.1.800.000,-
  3. Kapur 10 @ 4000                         = Rp.   400.000,-
  4. 2 Lt Herbisida @ 75.000             = Rp.   150.000,-
  5. Sp / Fertipas 1 zak                       = Rp.225.000,-
  6. KCL / Korn x 1 zak                      = Rp.430.000,-
  7. Urea 2 zak @ 65.000                   = Rp.130.000,-
  8. Anfush 12 kg @ 40.000               = Rp.480.000,-
  9. NPK 16.16.16 Mufiara                  = Rp.450.000,-
  10. Hidrokarat 12 kg @ 10.000        = Rp.120.000,-
  11. Benlok (Fungisidan) 15 ktg @ 55.000 = Rp.825.000,-
  12. Alika 15 Botol @ 50.000                        = Rp.750.000,-
  13. Muspilan (Insektisida) 10 @ 65.000   = Rp.650.000,-
  14. Cakram (Insektisida) 20 @ 30.000     = Rp.600.000,-                       
  15. Dithane 5 kg @ 70.000                          = Rp.350.000,-

Jumlah                                                    = Rp.7.520.000,-

III.               TOTAL MODAL

Rp.7.520.000,- + Rp.3.604.000,- = Rp.11.124.000,-

Dana Tak Terduga 10 %

Rp.11.124.000,- + Rp.1.112.400,- = Rp.12.236.400,-

IV.              ANALISA KEUNTUNGAN

1.      Jika populasi tanaman 4000 dengan potensi produksi 2 kg per tanaman, maka totalproduksi berkisar 8000kg, dengan asumsi harga rata-rata Rp.4000,- per kg, maka pendapatan kotor Rp.32.000.000,- . Jadi nilai keuntungan bersih berkisar Rp.32.000.000,- - Rp.12.236.400,- = Rp.19.764.600,-


NOte: Diambil dari pengalaman pak Abas, Ambawang, Kalimantan Barat

ANALISA BERTANAM CABE RAWIT KALIMANTAN BARAT

ANALISA USAHA TANI CABE RAWIT

VARIETAS    : DEWATA F-1

LUAS  : 0,5 HA

  POPULASI     : 9000 Tanaman

I.                   SARANA PRODUKSI

  1. Benih Cabe Rawit 60gr                         = Rp.   240.000,-
  2. Pupuk kandang 330 @ 8000              = Rp.2.640.000,-
  3. Kapur 40 zak @ 40.000                      = Rp.1.600.000,-
  4. Pupuk organik :                                               

-         Urea 5 zak @ 65.000                         = Rp.   325.000,-

-         Sp. 75 kg @ 2500                               = Rp.   187.000,-

-         Korkali 2 zak @ 450.000                  = Rp.   900.000,-

  1. Polybag 8 kg @ 20.000                       = Rp.   160.000,-
  2. Pestisida 30 ltr @ 70.000                   = Rp.   210.000,-

Jumlah                         = Rp.6.262.000,-

II.                BIAYA TENAGA KERJA

  1. 15 Agn. @ 2000                                   = Rp.   150.000,-                    
  2. Pengolahan Tanah 15 Agn. @ 90.000   = Rp.1.350.000,-
  3. Angkut/Tabur Ppk Kdg. 330.000 @ 2000       = Rp.   660.000,-
  4. Tabur kapur 40 @ 2000                    = Rp.     80.000,-
  5. Pesemaian 10.000 @ 50.000            = Rp.   500.000,-
  6. Tanam 9.000 @ 100                           = Rp.   900.000,-
  7. Penyiangan 5 kali @ 375.000            = Rp.1.875.000,-
  8. Pemupukan 4 kali @ 160.000           = Rp.   640.000,-
  9. Penyemprotan 30 tngki x 2000 x 6 = Rp.   360.000,-
  10. Panen Estimasi produksi 4500 kg @ 1500        = Rp.6.750.000,-

Jumlah                        = Rp.13.265.000,-

Total Biaya I + II                = Rp.6.262.000,- + Rp.13.265.000,-

                                          = Rp.19.527.000,-

Tak terduga 10%                = Rp.19.527.000,- + Rp.1.952.700,-

Biaya Keseluruhan  = Rp.21.479.700,-

III.             ANALISA KEUNTUNGAN

Jika estimasi produksi 4500 dengan harga terendah Rp.10.000,- , maka total pendapatan kotor Rp.45.000.000,-

Keuntungan Rp.45.000.000,- - Rp.21.479.700,- = Rp.23.523.000,-

Note: Diambil dari pengalaman pak Abas, Ambawang, Kalbar

Selasa, Oktober 21, 2008

PENGALAMAN PETANI BREBES

Berikut penmgalaman petani di Brebes dalam budidaya bawang merah TUKTUK. Petani bisa menghemat pupuk s/d 50%, ini adalah inovasi yang bagus menghadapi tantangan harga pupuk yang semakin melambung.

BUDIDAYA BM TUK TUK
LUAS 3500 M ( 2KG )
1. Persiapan lahan ( 1 bln sebelum tanam ):

a. Nyuwat
b. Ngodol & mingul
c. Malem & nyocrok

2. Minggu sebelum tanam
- Pembrian pupuk dasar : NPK Ponska 80 Kg.

3. Penanaman : Jarak 14 cm x 6 cm ( 68 Orang ).

  • 1 HST ; Penyiraaman dilakukan setiap hari pagi & sore
  • 7 HST ;Penyulaman.
  • 10 HST Pemupukan susulan ( NPK Ponska 80 Kg + Saprodap 40 Kg ).
  • 14 HST ;Penyemprotan dengan ( Insek Tumagon 20 cc/17 lt + Sidametrin 20 cc/17 lt )
    : Penyiangan rumput.
  • 20 HST ; Pemupupkuan susulan II ( NPK Ponska 60 Kg + Saprodap 60 Kg )
    > Penyiangan rumput.
  • 25 HST > Penyemprotan ( Insek Tumagon 20 cc/17 lt + Sidametrin 20 cc/17 lt ).
  • 28 HST > Penyiangan rumput.
  • 35 HST > Penyemprotan ( Insek Tumagon 20 cc/17 lt + Sidametrin 20 cc/17 lt ).
    > Pemupukan III ( KCL 20 Kg + Za 30 Kg )
  • 40 HST > Penyiangan rumput.
  • 45 HST > Penyemprotan ( Insek Tumagon 20 cc/17 lt + Sidametrin 20 cc/17 lt ).
  • 65 HST > Panen

Hasil Produksi kering 8 ton kering (setara dengan 22,8 ton kering/ha).

Keuntungan yang diperoleh dari menanam TUKTUK cap Panah Merah adalah:

Biaya:

  • Tenaga Kerja : 7,5 juta
  • Pestisida : 2 juta
  • Pupuk : 1,5 juta
  • Benih : 2 juta
  • Total Biaya : 13 juta

Hasil yang diperoleh

Produksi 8 ton x harga saat itu Rp 5.000/kg = 40.000.000 (40 juta)

Keuntungan yang didapat: 27 juta rupiah atau setara dengan 77 juta per ha.

Wakrimin

Jumat, Oktober 17, 2008

Bertanam Bawang Merah

Bawang Merah adalah salah satu komoditas pertanian yang memegang peranan cukup penting di Indonesia, data BPS menyebutkan tidak kurang dari 88.000 ha lahan ditanami bawang merah per tahunnya. Penanaman bawang merah menyebar di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Di Jawa, Penanaman terbesar Jawa tengah lebih kurang 27.000 ha, Jawa Timur 25.000 ha, Jawa Barat 12.000 ha. Sementara di Sulawesi banyak terdapat di Sulawesi Selatan 2.300 ha, Sulawesi Tengah 700 ha, dan Sulawesi Utara 300 ha. di Sumatera banyak ditanam di Sumatera Utara 2.600 ha, Sumbar 1.700 ha, dan Aceh 1.000 ha. Wilayah lainnya yaitu Bali 1.300 ha, NTB 9.000 ha, dan NTT 1.000 ha.
Varitas yang paling banyak ditanam adalah Ilokos dari Philipina dan beberapa varitas lokal seperti Ijo, Bauji, Bima, Kuning, Bangkok Thailand, Batu, dll.
Penanaman bawang merah biasanya menggunakan umbi mini (kecil) sebagai bibit untuk penanaman 1 ha dibutuhkan lebih kurang 1,2 ton bibit. Bibit yang mau ditanam harus terlebih dahulu disimpan selama 2,5 - 3 bulan sejak pemanenan, hal ini bertujuan agar pertumbuhannya bagus dan merata.
Biaya yang dibutuhkan untuk menanam Bawang Merah 1 ha lebih kurang 30 juta rupiah, dengan biaya sebesar ini petani bisa mendapatkan hasil 8-15 ton (meski untuk beberapa petani besar dengan teknologi yang lebih bagus bisa menghasilkan 20 ton/ha). Dengan hasil yang didapat maka biaya produksi per kg bawang merah adalah Rp 2000 s/d rP 3.750. Dengan demikian BEP bertanam bawang merah ini adalah Rp. 3.750. Bila harga jual di bawah Rp 3.750 maka petani akan mengalami kerugian, kecuali produksi per ha-nya ditingkatkan.

Baru baru ini ada satu perusahaan benih yang mulai mengenalkan budidaya/bertanam bawang merah menggunakan biji. Kalau selama ini petani menggunakan umbi maka sekarang dikenalkan bertanam menggunakan biji sebagai planting materialnya. Kebutuhan benih (biji) untuk 1 ha berkisar antara 3-6 kg bergantung pada keberhasilan di pesemaian dan jarak tanam yang digunakan. Semakin tinggi keberhasilan di pesemaian semakin kecil juga benih yang dibutuhkan, demikian juga semakin lebar jarak tanam maka semakin sedikit benih yang dibutuhkan. KOnsep bertanam bawang merah dari biji hampir sama dengan menggunakan umbi, bedanya adalah kalau menggunakan biji harus dilakukan penyemaian terlebih dahulu lain halnya kalau menggunakan umbi dimana umbi langsung ditanam di lahan.
Dibutuhkan waktu 35 - 42 hari di pesemaian sebelum bibit siap tanam, kemudian bibit ditanam dengan jarak 5x10 - 10x10 tergantung tujuan pasar dan besar umbi yang diinginkan, untuk menghasilkan umbi yang besar diperlukan jarak tanam yang lebih lebar. Penelitian Balitsa di Brebes menghasilkan bahwa penanaman dengan jarak 5 x 10 cm dengan 2 bibit per lubang akan men ghasilkan umbi dengan ukuran yang ideal untuk pasar Indonesia.

Bawang Merah dari Biji pertumbuhannya seragam

Setelah 1 minggu di tanam bibit akan tumbuh normal (recovery) dan pemeliharaan selanjutnya sama dengan penanaman bawang merah menggunakan umbi.

Varitas yang sudah beredar di pasaran adalah TUKTUK yang dipasarkan oleh PT East West Seed Indonesia produsen benih-benih unggul sayuran. PT EWSI selama ini merupakan penyedia utama benih unggul sayuran seperti tomat, cabe, timun, semangka, terong, dan sayuran-sayuran lainnya.

POtensi produksi TUKTUK per ha mencapai 25 ton (beberapa petani bisa sampai 30 ton/ha). Berikut analisa kasar perbedaan menanam bawang merah dengan umbi dan menanam bawang merah dengan biji:

A. Penanaman menggunakan Umbi

  1. BIbit (umbi kecil) 1.200 kg x Rp 15.000/kg = 18.000.000- Biaya produksi lainnya lk 15.000.000
  2. - Produksi maksimal 15.000 kg x Rp 4.000/kg = 60.000.000
  3. - Keuntungan yang diperoleh = 60.000.000 - 33.000.000 = 27.000.000
B. Penanaman menggunakan Biji
  1. Benih (biji) 5 kg x Rp 1.200.000/kg = 6.000.000
  2. Biaya Pesemaian lk 2.000.000
  3. Selisih biaya tanam lk 5.000.000
  4. Biaya produksi lainnya 15.000.000
  5. Produksi maksimal 25.000 kg x Rp 4.000/kg = 100.000.000
  6. Keuntungan yang didapat = 100.000.000 - 23.000.000 = 72.000.000
Dengan demikian penanaman menggunakan biji (benih) jauh lebih menguntungkan.

Kelebihan dan Kekurangan bertanam bawang merah dengan biji vs umbi:

A. Menggunakan Umbi
  1. Lebih praktis (mudah dilakukan)
  2. Tidak perlu pesemaian
  3. Waktu panen lebih cepat (hanya 60 hari setelah tanam)
  4. Produksi sedikit (maks 15 ton/ha)

B. Menggunakan Biji

  1. Memerlukan keterampilan khusus, namun bila sering berlatih akan menjadi hal yang biasa
  2. Perlu pesemaian selama 35 s/d 42 hari
  3. Perlu tenaga penanaman yang lebih banyak
  4. Waktu panen lebih lama (75 - 80 hari setelah pindah tanam)
  5. Produksi bisa mencapai 25 ton/ha

Wakrimin




email: wakrimin@yahoo.com